indonesia


Korupsi

Si Kaya semakin Kaya, Si Miskin Semakin miskin”
Merupakan pernyataan yang dapat dilihat secara jelas ketika melihat keadaan ekonomi di Indonesia ini. Seakan akan kegiatan korupsi sudah mulai melekat dan mendarah daging bagi para penegak hukum dan pejabat negeri ini.

Negara yang semakin terus terkikis oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab memakan uang rakyat. Kegiatan korupsi yang akan terus menerus menggerus negeri ini tidak aka nada henti dan habis jika tidak ditanggulangi secara serius.

Korupsi terus terjadi bahkan sudah mulai secara terang-terang dimuka umum. Mulai dari suap menyuap kepada aparat lalu lintas, penyuapan kepada hakim pemutus keadilan, hingga anggota DPR yang membentuk komplotan untuk mengambil keuntungan diri sendiri, bahkan pernah terjadi kegiatan korupsi yang dilakukan pada pengadaan Al-Quran yang merupakan kitab suci utusan tuhan. Seakan akan tuhan sudah tidak melihat lagi apa yang mereka lakukan.

Ironis memang ketika tersangka korupsi mendapat masa tahanan kurungan penjara lebih sebentar dibandingkan kasus-kasus yang dianggap lebih sepele seperti mencuri buah kokoa di penjara selama bertahun tahun. Namun bagi para tersangka koruptor itu sendiri mendapat fasilitas yang sangat memadai dan sangat nyaman bahkan dapat keluar masuk penjara dengan bebas untuk jalan-jalan dengan menyogok petugas penjara tersebut. Yang tidak habis pikirnya kepala penjara tersebut hanya diberhentikan atau malah hanya dipindah tugaskan.

Korupsi juga merupakan musuh besar bagi Negara-negara lain di dunia ini. Semua berlomba-lomba untuk memeranginya dengan tujuan ingin memajukan dan mensejahterakan negaranya masing-masing. Negeri china contohnya, pemerintah china memberlakukan hukuman mati bagi para-para pejabat atau siapa pun yang menjadi koruptor. Hukuman tegas memang harus diterapkan agar memberikan efek jera dan mengharuskan untuk berpikir kembali jika ingin melakukan korupsi.

Hukum di Indonesia masih belom berani menerapkan seperti yang dilakukan oleh Negara china. Karena dalam pembuatan peraturan Negara seperti itu ddilakukan oleh oknum-oknum pemerintahan yang juga melakukan korupsi. Sehingga tidak akan ada wacana seperti itu yang muncul dipermukaan.

Indonesia


Indonesia dengan kemacetannya

Soal kemacetan atau Traffic jam di negara indonesia ini bisa disebut atau bahkan sangat disebut memprihatinkan. Sering terbenak kata-kata dipikiran seperti “BAGAIMANA Nanti??tahun-tahun selanjutnya seperti apa?”. Jawabanya sangat tidak bisa diprediksikan.

Singapura merupakan negara yang memiliki tata sistem traansportasi terbaik didunia. Meskipun banyak yang mengatakan singapura negara kecil sehingga mudah untuk ditata. namun jika indonesia khususnya jakarta menerapkan sistem tata transport yang baik bahkan lebih baik dari negara singapura mungkin kemacetan di indonesia yang saat ini yang menjadi momok yang sangat buruk itu akan sangat berkurang. Meskipun kemacetan di indonesia tidak akan bisa benar-benar hilang karena pertumbuhan pengguna kendaraan bermotor tiap tahun ya terus meningkat dan meningkat.

Jika kita membandingkan dengan singapura yang memiliki mode transportasi mulai dari MRT (Mass Rapid Transit), LRT, Bus Kota, dan taksi. Indonesia pun mempunyai mode transportasi lebih banyak yaitu, angkutan kota(Angkot), Bus Kota(Transjakarta,dll), taksi, KRL, Kancil, Bajai, dan ojek. Namun itu semua dikelola dengan infrastruktur yang kurang baik bahkan ada yang sangat buruk. sehingga kegunaan nya kurang optimal dan membuat masyarakat lebih memilih membeli mobil atau motor ketimbang menggunakan mode transportasi tersebut. Efek yang ditimbulkan ialah membeludaknya pengguna mobil sehingga timbul lah kemacetan.

Infrastruktur yang buruk seperti ketika orang ingin masuk atau keluar tol masih menggunakan pembayaran cash yang membutuhkan waktu yang kurang efektif ketika melakukan pembayarannya membuat antrian panjang jika ingin menggunakannya terlebih ketika jam-jam orang sepulang kerja merupakan titik puncak kemacetan. Singapura menggunakan sistem tapping kartu saja ketika menggunakan jalan tol sehingga pengguna dapat lewat dengan cepat ketika pembayaran tol.

kemudian ketika orang ingin menggunakan bus kota atau angkutan kota namun faktanya kondisi kendaraan itu sendiri sangat tidak nyaman dan masih kekurangan armadanya sehingga membuat orang berdesak-desakan didalam bus kota tersebut dan tidak jarang pula bus kota atau angkutan kota itu pun berhenti sembarangan tanpa memperhatikan peraturan dan Karna alasan mengejar setoran maka angkutan umum tersebut menunggu penumpang dipinggir-pinggir jalan hingga membuat kemacetan. Di singapura bus kota menggunakan Kartu EZ-link yang dipakai di semua bus, melakukan tap / sentuh ke mesin pembaca kartu saat naik maupun saat turun. Tarif ditentukan oleh banyaknya halte bus yang telah dilewati sehingga tidak lagi menggunakan sistem setoran.

menggunakan taksi indonesia pun yang seharusnya mendapat kenyamanan lebih namun itu sendiri susah didapat karena tidak jarang si supir taksi tersebut memutar mutar penumpang nya hingga membuat argonya menjadi mahal bahkan taksi sekarang banyak kejadian perampokan dan tindak pelecehan seksual ketika menggunakannya. Berbeda dengan taksi di singapura yang diatur dengan sangat baik oleh pemerintah. Sebagai penumpang kita dijamin akan mendapatkan pelayanan yang sama saat menggunakan taksi apa pun perusahaannya tanpa cemas dibawa berputar-putar untuk melebihkan argonya.

Kereta api di indonesia pun terlihat sangat lah terpuruk kondisinya sering terjadi keterlambatan dan kemogokan armadanya dan fasilitas dan kebersihannya pun yang sangatlah buruk. MRT merupakan mode transportasi yang sangat efektif di singapura karna menggunakan kecepatan tinggi sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk menempuh jarak yang jauh.

Kelumpuhan bukan hal yang tidak mungkin terjadi di jakarta karena penggunaan mobil dan motor semakin meningkat pesat dari tahun ketahunnya. Entah mampu atau tidak indonesia mengatasi masalah besar ini atau tidak kita hanya bisa menunggu waktu dimana masa kemajuan itu tiba.

Wayang Aswatama


ASWATAMA

Ksatria yang memiliki sejumlah nama panggilan yaitu Droniyana, Acaryanandana, Acaryaputra, Aksara Dewanagari ini adalah anak dari seorang mahaguru yaitu Bhagawan Drona alias Resi Drona dengan ibu yang bernama Dewi Kripi adik dari Krepa yang berasal dari negara Hastina pura. Aswatama merupakan anak tunggal karna ayaah dan ibuunya hanya memiliki satu putra, sehingga ia sangat disayang.
     Ksatria tersebut memiliki latarbelakang pendidikan ilmu olah keprajuritan bersama Korawa dan Pandawa. Mereka kekuatanya hampir setara dengan Arjuna terutama dalam ilmu memanah. Ksatria Aswatama memiliki pusaka yang sangat sakti berupa panah bernama panah Cundamanik.
     Kisah dari wayang ksatria ini memiliki banyak versi yang tidak tahu yang mana yang sebenarnya namun menurut salah satu kisah diantaranya kisah ksatria ini dimulai ketika perang yang bernama Bharatayuddha berakhir dimana ketika itu ayahnya mati sehingga Aswatama menyimpan dendam kepada padawa.
     Aswatama ingin membalaskan dendamnya dengan menyelundup kedalam perkemahan pandawa dan membunuh Dewi Srikandi, Banowati, Drestajumena dan Pancawala (putra Dewi Drupadi dan Puntadewa). Setelah pembunuhan yang dilakukan aswatama membuat pandawa geram dan memerintahkan untuk memburu Aswatama. Kematian ksatria Aswatama ini lah yang memiliki banyak versi dan membuat kesimpangsiuran.
      Dari kisah wayang ksatria Aswatama tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ia memiliki sifat kesatria banyak akal, tetapi kurang berjiwa ksatria, dan lebih suka memukul dari belakang namun sifat tersebut memiliki alasan karena seorang Aswatama itu sendiri tidak akan mampu melawan pasukan pandawa dengan sendirian namun ia dengan beraninya melawan pandawa menggunakan taktik sembunyi sembunyi sehingga dapat dikatakan Aswatama itu bersifat Pemberani dan berksatriaan.
     Kisah dan sifat tokoh wayang Aswatama ini dikatakan sama seperti Jendral  besar Soedirman yang melakukan perang gerilya atau perang secara sembunyi-sembunyi.

About

Universitas Gunadarma


Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Ihsan AREA

Template by : Urang-kurai / powered by :blogger